"ORLANDO NIKE SHOES"
@orlandoangelio
Kamis, 22 November 2012
SEJARAH PERUSAHAAN ~
Sebelum berdirinya perusahaan seperti sekarang ini. Pada tahun 2005, perusahaan ini hanya menjual atau memproduksi jenis sepatu kulit biasa buatan lokal dengan nama perusahaan “ Kulit Jaya “ . Ketika masa itu penjualan produk barang kami cukup baik, karena masih banyak diminati oleh banyak orang. Namun dengan seiringnya waktu, perusahaan kami pun mendapatkan hasil penjualan produk yang makin lama merosot.
Mungkin hal ini sebabkan oleh pengaruh globalisasi yang sangat pesat . Oleh karena itu kami pun berfikir untuk mengganti jenis produk sepatu kami yaitu jenis sepatu kats yang bermerek , yang banyak diminati oleh kaum pemuda, anak anak, maupun orang dewasa yaitu jenis sepatu NIKE. Dan kami pun juga tidak tanggung tangnggung untuk menganti nama perusahaan ini menjadi “ORLANDO NIKE SHOES”. Dan kami mendirikan perusahaan ini dengan modal besar yang kami miliki.
Pada tahun 2012 awal, perusahaan ini resmi didirikan oleh Mr.Orlando sendiri, yang menjadikan namanya sendiri menjadi nama perusahaan baru yang Ia didirikan. Namun sekarang sisitem perusahaan baru ini berbeda dengan perusahaan yang dulu. Yaitu hanya menjual atau sebagai distributor sepatu jenis NIKE saja dengan kwalitas ori dan super, yang dikirim dari luar negri dan kami kembali menjualnya lagi keseluaruh daerah di Indonesia dengan untung yang cukup besar dan kwalitas bagus.
Minggu, 11 November 2012
SEJARAH SEPATU ~
ALAS KAKI, apapun
nama, bentuk, atau modelnya, telah begitu lekat dengan kaki semua orang. Namun,
keakraban kaki dengan pembungkusnya itu tidak dialami dengan mudah oleh banyak
orang sebelum tahun 1882. Tepatnya, ketika Jan Ernst Matzeliger, pekerja di
sebuah pabrik sepatu di Amerika, menemukan mesin pembuat sepatu. Dengan
ditemukannya mesin-mesin pembuat sepatu yang lain, dimulailah produksi masal
sepatu, sehingga harganya pun menjadi terjangkau. Orang tak perlu lagi membuat
sendiri atau repot memesan pada tukang sepatu keliling.
Namun, untuk sampai
pada tahap itu, sepatu mengalami perjalanan yang sangat panjang. Ribuan tahun
yang lalu, kulit binatang mentah dipilih untuk pembungkus tubuh dan kaki
manusia.
Bila didaerah dingin
pembungkus itu berbentuk sepatu, masyarakat di daerah panas lebih menyukai
sandal. Orang Mesir kuno di tahun 3700 SM misalnya, sudah mengenakan sandal
dari serat tanaman atau kulit binatang.
Bahan dasarnya
tergantung pada materi yang tersedia dan kondisi alamnya. Sepatu kayu misalnya,
sangat populer di Benua Eropa yang banyak berhutan. Sedangkan klompen kayu
(semacam "sepatu" bakiak) banyak ditemukan di negara-negara bercuaca
hangat seperti Timur Tengah, India dan Jepang. Bila mokasin (sepatu yang dibuat
dari selembar bahan sehingga tidak ada jahitan antara sol dengan bagian atas
sepatu) dari kulit pohon jadi alas kaki masyarakat Skandinavia, maka sandal
jerami dan sepatu kain dapat dijumpai menghiasi kaki masyarakat Korea dan Cina.
Khusus masyarakat di wilayah bercuaca sangat dingin, sepatu bot banyak dipakai.
Orang Tibet, Bhutan, dan Nepal di sekitar Himalaya, misalnya, sangat akrab
dengan sepatu bot dari kulit yak.
Alas kaki ternyata
tidak selalu dianggap penting, apalagi oleh masyarakat wilayah yang banyak
disinari matahari. Pada lukisan dinding dari zaman Mesir kuno, hanya para raja
dan pendeta yang mengenakan alas kaki - itu pun berupa sandal - yang terbuat dari
jalinan alang-alang, atau sandal kulit seperti yang terbuat dari jalinan
alang-alang, atau sandal kulit seperti yang dikenakan Tutankhamen, salah satu
firaun Mesir.
Bagi serdadu Yunani
kuno, sandal malah punya fungsi yang amat khusus. Mereka hanya mengenakan satu
pada kaki kiri. Saat perkelahian satu lawan satu, karena perisai dibawa dengan
tangan kiri, kaki kiri itu selalu siap maju, kalau perlu menendang selangkangan
lawan. Nah, tendangan dengan sandal tentu lebih afdol.
Pada abad IV, sepatu
yang dihias dengan indah banyak ditemukan di Bizantium. Model sepatu dengan
ujung panjang muncul di akhir abad IV sampai abad XV. Maklum, mode topi dan
hiasan kepala saat itu juga runcing-runcing. Ada sepatu seorang pangeran yang
panjang ujungnya 60 cm. Untuk mempertahankan bentuknya tentu saja mesti
disumpal serat atau jerami. Sepatu demikian disebut poulainne atau crakow,
mungkin indikasi tempat asalnya: Polandia. Supaya praktis, ujung sepatu diikat
dengan rantai ke pangkal sepatu di tulang kering. Oleh Edward IV, raja Inggris
1442-1483, ujung sepatu lalu di batasi maksimal 5 cm saja.
Pada abad XVII lahir
model sepatu berhak tinggi dengan pita. Tahun 1660 Louis XIV, raja Prancis yang
terkenal suka kemewahan dan keindahan, mendapat hadiah sepasang sepatu berhak
tinggi dengan pita sepanjang 40 cm. Tetapi haknya dibuat melengkung untuk
disesuaikan dengan tubuh Louis yang pendek. Meski tak praktis dan membuat
pemakainya bisa tersandung, model itu sangat disukai raja dan kerabatnya.
Pada abad XVIII sepatu
mencapai puncak kecentilannya. Ada yang dihiasi kain brokat, atau kulit anak
kambing yang lembut, entah dibordir atau dihiasi manik-manik. Ujungnya runcing,
haknya tinggi melengkung. Bahkan ada yang dihiasi gesper bertatahkan berlian.
Kini perkembangan pengetahuan
yang begitu pesat menyentuh pula bidang pembuatan sepatu. Proses
rancang-merancang dilakukan dengan bantuan komputer, sedangkan sinar laser
digunakan untuk memotong bahan dengan cepat dan tepat
HARGA DAN JENIS SEPATU ~
NIKE OVER PLAY VII
Rp 499.000,00
NIKE REVOLUTION MSL
Rp 549.000,00
NIKE CITY COURT VII
Rp 579.000,00
JR NIKE5 GATO
Rp. 389.000,00
NIKE5 ELASTICO
Rp 599.000,00
NIKE ZOOM STEFAN JANOSKI
Rp 879.000,00
Langganan:
Postingan (Atom)